Akhirnya Aku Tahu

Panduan untuk Pemilih dan Kandidat Baru

Cara Mengguncang Suara Pertama Anda

Administrator
Administrator · 8 min read
Panduan untuk Pemilih dan Kandidat Baru

Memilih adalah salah satu hak dan kewajiban warga negara yang paling penting dalam demokrasi. Ini memberi Anda suara tentang bagaimana pemerintahan Anda dijalankan dan siapa yang mewakili Anda. Tapi pemungutan suara juga bisa membingungkan atau mengintimidasi, terutama untuk pertama kalinya. Jika Anda adalah pemilih baru atau kandidat yang ingin menjangkau pemilih baru, artikel ini akan memberi Anda beberapa tip dan strategi untuk membuat pengalaman memilih Anda lancar dan sukses.

Kiat untuk Pemilih Pemula

Jika Anda baru pertama kali memberikan suara, berikut adalah beberapa kiat untuk membantu Anda mempersiapkan diri dan berpartisipasi dalam pemilu:

  1. Periksa status pendaftaran pemilih Anda dan pastikan Anda memenuhi persyaratan kelayakan sebagai pemilih. Jika Anda tidak terdaftar, lakukan sesegera mungkin sebelum batas waktu. Anda dapat menggunakan situs web atau kantor pemilihan lokal untuk memeriksa status Anda dan mendaftar secara online atau offline.
Megawati Sukarnoputri
Megawati Sukarnoputri menyatukan pendukung untuk pemilihan presiden mendatang. 06/03/1999 Jakarta, Indonesia
Paula Bronstein / Getty Images
  1. Langkah yang paling penting, teliti calon dan isu surat suara. Cari tahu apa yang mereka perjuangkan dan bagaimana mereka selaras dengan nilai dan prioritas Anda. Anda dapat menggunakan panduan pemilih, situs web, media sosial, atau sumber berita untuk mencari atau mempelajarinya lebih lanjut. Anda juga dapat menghadiri forum kandidat, debat, atau kampanye balai kota untuk mendengar mereka berbicara dan mengajukan pertanyaan.
ALT-TEXT
Pemimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Sukarnoputri, pemimpin Partai Demokrat (Indonesia) Susilo Bambang Yudhoyono dan pemimpin Golkar Jusuf Kalla menghadiri acara yang diselenggarakan komisi pemilihan untuk tiga calon presiden utama untuk menyuarakan pernyataan visi dan misi mereka menjelang pemilihan Pemilihan Presiden Indonesia, di sebuah stasiun televisi pada tanggal 25 Juni, 2009 di Jakarta, Indonesia.
Ulet Ifansasti / Getty Images
  1. Pada hari pemilihan, bawalah tanda pengenal dan dokumen yang diperlukan saat Anda memilih. Periksa situs web pemilihan atau hubungi kantor pemilihan setempat untuk mencari tahu apa yang perlu Anda bawa. Beberapa bentuk ID yang umum adalah KTP, SIM, paspor atau kartu pelajar
Jokowi JK
Calon Presiden Indonesia Joko Widodo dan pasangannya, Jusuf Kalla, pada upacara resmi mengumumkan calon wakil presiden dalam pemilihan Presiden yang dijadwalkan akan diadakan pada bulan Juli pada 19 Mei, 2014 di Jakarta, Indonesia.
Ed Wray / Getty Images
  1. Mintalah bantuan jika Anda membutuhkannya. Voting bisa membingungkan atau mengintimidasi, terutama untuk pertama kalinya. Jangan takut untuk bertanya atau mencari bantuan dari petugas pemungutan suara, petugas pemilu, atau pemilih lainnya. Mereka ada untuk membantu Anda menggunakan hak pilih Anda.

Strategi Calon Menargetkan Pemilih Pertama Kali

Jika Anda seorang kandidat yang ingin menjangkau pemilih pemula, berikut adalah beberapa strategi untuk membantu Anda memenangkan dukungan dan jumlah pemilih:

  1. Gunakan teknik penargetan mikro untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan pemilih pemula berdasarkan demografi, minat, preferensi, dan perilaku mereka. Anda dapat menggunakan database profil pemilih, survei, jajak pendapat, atau analitik media sosial untuk mengumpulkan dan menganalisis data pemilih potensial. Anda kemudian dapat menyesuaikan pesan dan jangkauan Anda untuk menarik segmen pemilih pemula yang berbeda.
Prabowo Sandiaga Uno
Calon presiden Indonesia Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno menyapa orang banyak di Jakarta, Indonesia pada 27 Juni, 2019.
Anton Raharjo / Getty Images
  1. Gunakan berbagai platform media dan teknologi untuk berkomunikasi dengan pemilih pemula. Pemilih pemula lebih cenderung menggunakan perangkat digital dan media sosial daripada pemilih yang lebih tua. Anda dapat menggunakan situs web, blog, podcast, video, buletin email, pesan teks, atau aplikasi seluler untuk memberi tahu dan mengedukasi mereka tentang kampanye Anda. Anda juga dapat menggunakan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, atau Snapchat untuk terlibat dan berinteraksi dengan mereka.
akun twitter Prabowo dan Sandiaga
Tangkapan layar akun Twitter Jenderal Prabowo dan Sandiaga Uno, media sosial sangat efektif untuk menjangkau pemilih pemula.
Solidforest.xyz
  1. Gunakan media tradisional seperti televisi, koran dan radio untuk menjangkau pemilih pemula yang mungkin tidak memiliki akses ke perangkat digital atau internet. Anda juga dapat menggunakan media cetak seperti koran, majalah, selebaran, atau surat untuk melengkapi keberadaan online Anda.
locals read newspaper
Penduduk setempat membaca koran yang menampilkan calon presiden AS dari Partai Demokrat Barack Obama di jalan yang sama tempat Obama pernah tinggal pada 5 November 2008 di Jakarta, Indonesia. Keluarga Obama menyewa rumah kecil di distrik Menteng kota itu dari tahun 1969 hingga 1970.
Chris Jackson / Getty Images
  1. Gunakan spanduk halaman atau baliho untuk meningkatkan pengenalan nama Anda di antara pemilih pemula. Periksa peraturan setempat sebelum memasang spanduk Anda. Spanduk Anda lebih mungkin diperhatikan jika itu yang pertama di luar sana. Jaga agar tanda-tanda Anda tetap sederhana dan konsisten. Tentukan beberapa warna, font, dan mungkin logo.
Megawati Prabowo
Seorang penjual makanan melewati spanduk kampanye besar untuk calon presiden dan mantan presiden Megawati Sukarnoputri (kedua dari kanan) dengan pasangannya Prabowo Subianto (kanan) ditampilkan di Jakarta pada tanggal 13 Juni 2009 menjelang pemilihan presiden Indonesia. Kandidat harus memenangkan lebih dari 50 persen suara pada 8 Juli 2009 di putaran pertama untuk menghindari putaran kedua.
Romeo Gacad / AFP via Getty Images
  1. Gunakan jaringan relawan dan organisasi akar rumput untuk memobilisasi pemilih pemula. Anda dapat merekrut sukarelawan dari sekolah, perguruan tinggi, kelompok pemuda, pusat komunitas, atau platform online. Anda dapat melatih mereka untuk mendaftarkan pemilih baru, menjelajahi lingkungan sekitar, melakukan panggilan telepon, menyelenggarakan acara, atau mendistribusikan materi. Anda juga dapat bermitra dengan organisasi akar rumput yang bekerja dengan kaum muda atau komunitas yang terpinggirkan untuk memperluas jangkauan dan kredibilitas Anda.
game anti korupsi
Tangkapan layar Game SBY Anti Korupsi Tahun 2009 - Kampanye dengan membawa pesan positif ANTI KORUPSI menggunakan media game merupakan salah satu cara untuk menarik minat para pemilih pemula pada segmen umur tertentu (remaja).
Solidforest.xyz
  1. Gunakan pesan positif dan inspiratif yang beresonansi dengan pemilih pemula. Pemilih pemula lebih cenderung termotivasi oleh isu-isu yang memengaruhi kehidupan dan masa depan mereka, seperti pendidikan, perawatan kesehatan, perubahan iklim, keadilan sosial, atau peluang ekonomi. Anda dapat menggunakan cerita, kesaksian, statistik, atau slogan untuk menyoroti bagaimana kebijakan dan visi Anda akan mengatasi masalah ini.

Lebih Lanjut Tentang Penargetan Mikro

Penargetan mikro mengacu pada praktik penggunaan analisis data dan teknik pembuatan profil untuk menargetkan kelompok individu tertentu dengan perpesanan atau iklan yang disesuaikan. Istilah ini sering dikaitkan dengan kampanye politik, yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menjangkau calon pemilih berdasarkan karakteristik demografis dan perilaku mereka.

Penargetan mikro melibatkan pengumpulan data individu dari berbagai sumber, seperti media sosial, catatan pendaftaran pemilih, dan database konsumen. Data ini kemudian dianalisis untuk membuat profil individu secara terperinci, termasuk preferensi politik, minat, dan riwayat pemungutan suara mereka.

Profil tersebut digunakan untuk mengembangkan pesan bertarget dan kampanye iklan yang dirancang untuk beresonansi dengan kelompok orang tertentu. Misalnya, kampanye politik mungkin menggunakan penargetan mikro untuk mengidentifikasi pemilih pemula yang peduli tentang masalah tertentu dan kemudian mengirimi mereka pesan yang membahas masalah tersebut.

Kelemahan Penargetan Mikro

Meskipun penargetan mikro dapat menjadi cara yang efektif untuk menjangkau pemilih dan konsumen dengan pesan yang relevan, hal itu juga menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan potensi manipulasi. Kritikus berpendapat bahwa penargetan mikro dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan atau salah, dan hal itu dapat memperburuk polarisasi politik dengan memperkuat keyakinan dan bias yang ada.

  1. Pertama, penargetan mikro bergantung pada pembuatan profil individu berdasarkan aktivitas online mereka dan data lainnya, yang mungkin tidak mencerminkan keyakinan atau minat mereka secara akurat. Ini berarti pesan atau iklan yang ditujukan kepada mereka mungkin tidak relevan atau tidak benar.

  2. Kedua, penargetan mikro dapat digunakan untuk membuat ruang gema, di mana individu hanya terpapar pada informasi yang menegaskan keyakinan dan bias mereka yang ada. Hal ini dapat memperburuk polarisasi politik dengan memperkuat praduga masyarakat dan membatasi paparan mereka terhadap sudut pandang yang berbeda.

Election Fraud
  1. Terakhir, penargetan mikro dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan melalui penggunaan iklan gelap, yaitu iklan yang hanya dapat dilihat oleh individu tertentu dan tidak tunduk pada persyaratan transparansi yang sama seperti bentuk iklan lainnya. Iklan gelap dapat digunakan untuk menyebarkan informasi atau propaganda yang salah tanpa diketahui publik.
ballot boxes
Gambar yang diambil pada 18 Maret 2019 ini menunjukkan petugas KPU Indonesia sedang mengatur kotak suara di Surabaya, untuk persiapan pemilihan presiden dan parlemen 17 April 2019 mendatang - Indonesia sedang menyelidiki klaim kecurangan suara setelah ditemukannya ribuan surat suara pemilu yang menyimpang di negara tetangga Malaysia, kata para pejabat, karena pihak oposisi mengancam akan menggugat hasil jajak pendapat minggu depan atas ketidakberesan daftar pemilih yang terpisah.
Juni Kriswanto / AFP via Getty Images
  1. Ada beberapa contoh profil tinggi dari penargetan mikro yang digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan, seperti pada pemilihan Presiden AS tahun 2016, di mana penargetan mikro diduga digunakan untuk menyebarkan informasi palsu dan propaganda di platform media sosial.

Pemilihan Presiden AS 2016

Pemilihan Presiden AS 2016 dilihat sebagai contoh meluasnya penggunaan microtargeting oleh kampanye politik, khususnya oleh kampanye Donald Trump. Penargetan mikro diduga digunakan untuk menyebarkan informasi dan propaganda palsu di platform media sosial, khususnya Facebook.

US election 2016

Salah satu teknik utama yang digunakan oleh tim kampanye Donald Trump dalam microtargeting selama pemilihan 2016 adalah pembuatan artikel berita palsu atau menyesatkan, yang kemudian didistribusikan ke kelompok individu tertentu berdasarkan data profil mereka. Artikel-artikel ini sering mempermainkan ketakutan dan bias orang, dan dirancang untuk menyebar dengan cepat di media sosial melalui suka, bagikan, dan komentar.

Salah satu contohnya adalah penyebaran berita palsu yang mengklaim bahwa ‘Paus Francis telah mendukung Donald Trump sebagai Presiden’. Kisah ini dibagikan secara luas di media sosial dan dilihat oleh jutaan orang, meskipun sama sekali tidak benar.

US President Donald Trump met Pope Francis at the Vatican face-to-face
Presiden AS Donald Trump bertemu Paus Francis di Vatikan (24 Mei 2017) dalam pertemuan tatap muka pertama yang sangat dinanti-nantikan antara dua pemimpin dunia yang telah berulang kali bentrok dalam beberapa masalah.
Alessandra Tarantino / Getty Images

Teknik lain yang digunakan dalam microtargeting selama pemilu 2016 adalah penggunaan iklan bertarget di platform media sosial. Iklan ini dibuat berdasarkan profil detail individu dan dirancang untuk menarik kelompok orang tertentu berdasarkan minat dan keyakinan mereka.

Ada banyak kontroversi mengenai penggunaan microtargeting pada pemilu 2016, dengan banyak kritik yang berpendapat bahwa hal itu memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi palsu dan menyesatkan. Sebagai tanggapan, platform media sosial seperti Facebook telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi penggunaan microtargeting dalam iklan politik, meskipun praktik tersebut terus digunakan oleh beberapa tim kampanye politik.

Secara keseluruhan, meskipun penargetan mikro dapat menjadi cara yang efektif untuk menjangkau kelompok orang tertentu dengan pesan yang relevan, penting untuk menyadari potensi risiko dan kekurangan yang terkait dengan praktik ini.

Pelajari Lebih Lanjut

  1. International Knowledge Network of Women in Politics - Political Campaign Planning Manual (PDF)

  2. What Is Voter Targeting? Learn How and Why Political Campaigns Use Microtargeting

  3. Online Candidate - Political IP Targeting Strategies for Your Campaign

  • ...
  • ...
  • share to:
Mungkin Anda Suka

Posting Terkait

Hak Asasi Manusia Society Shift |

Hak Asasi Manusia

Dalam Perspektif Teologis dan Humanistis

Konsep Hak Asasi Manusia (HAM) memang telah menjadi pondasi moral dan hukum internasional yang penting dalam era modern. Namun, asal-usul dan landasan filosofis konsep HAM sendiri telah menjadi …