Bentuk, metodologi, materi ajar alias kurikulum pendidikan formal ditentukan oleh pengambil keputusan politik bersama dengan lembaga federal seperti lembaga pendidikan negara bagian di Amerika Serikat.
Joseph Chimombo mencontohkan peran pendidikan sebagai instrumen kebijakan, yang mampu menanamkan perubahan sosial dan kemajuan ekonomi di negara-negara berkembang dengan memberikan masyarakat kesempatan untuk mengendalikan nasib mereka.
Sebuah studi yang dilakukan oleh UNESCO International Institute for Educational Planning menunjukkan bahwa kapasitas yang lebih kuat dalam perencanaan dan manajemen pendidikan mungkin memiliki efek limpahan yang penting pada sistem secara keseluruhan.
Program untuk Penilaian Siswa Internasional dan Asosiasi Internasional untuk Evaluasi Prestasi Pendidikan secara objektif memantau dan membandingkan kecakapan siswa dari berbagai negara yang berbeda.
Internasionalisasi pendidikan terkadang disamakan oleh para kritikus dengan westernisasi pendidikan. Para kritikus ini mengatakan bahwa internasionalisasi pendidikan menyebabkan erosi sistem pendidikan lokal dan nilai-nilai dan norma-norma adat, yang digantikan dengan sistem Barat dan nilai-nilai dan orientasi budaya dan ideologis.
Teknologi memainkan peran yang semakin signifikan dalam meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di daerah miskin dan negara berkembang. Namun, kurangnya kemajuan teknologi masih menyebabkan hambatan dalam hal kualitas dan akses pendidikan di negara-negara berkembang. Badan amal seperti “Satu Laptop per Anak” didedikasikan untuk menyediakan infrastruktur di mana mereka yang kurang beruntung dapat mengakses materi pendidikan.
Yayasan OLPC, sebuah grup dari MIT Media Lab dan didukung oleh beberapa perusahaan besar, memiliki misi untuk mengembangkan laptop seharga $100 untuk memberikan perangkat lunak pendidikan. Laptop tersedia secara luas pada tahun 2008. Mereka dijual dengan biaya atau diberikan berdasarkan sumbangan. 😄