Semuanya ditentukan oleh kekuatan di luar kendali kita. Semuanya ditentukan, untuk serangga maupun untuk bintang. Manusia, sayuran, atau debu bintang, kita semua menari mengikuti irama lagu misterius yang dimainkan di kejauhan oleh peniup seruling yang tak terlihat.
Ini pertama kali dicatat dalam buku tahun 1949 berjudul “The Evolution of Physics” oleh Max Born, yang merupakan rekan Einstein. Born menulis bahwa dia telah mendengar Einstein mengucapkan kutipan tersebut dalam sebuah percakapan dengan Paul Dirac dan Esther Salaman pada tahun 1926.
Kutipan tersebut mencerminkan keyakinan Einstein pada determinisme, yaitu pandangan filosofis bahwa semua peristiwa ditentukan oleh peristiwa sebelumnya dan tidak ada yang namanya kehendak bebas. Einstein percaya bahwa alam semesta diatur oleh seperangkat hukum yang pada akhirnya bersifat deterministik, meskipun kita tidak dapat sepenuhnya memahaminya.
Kutipan tersebut juga menunjukkan bahwa Einstein melihat alam semesta sebagai semacam mekanisme jam bekerja, dengan segala sesuatu bergerak sesuai dengan hukum yang telah ditentukan sebelumnya. Gambaran tentang “piper tak terlihat” yang memainkan “lagu misterius” adalah cara yang jelas untuk menggambarkan pandangan alam semesta ini.
Untuk mengingatkan Anda bahwa determinisme adalah konsep filosofis yang menyatakan bahwa semua peristiwa, termasuk tindakan manusia, pada akhirnya ditentukan oleh sebab-sebab yang sudah ada sebelumnya. Dengan kata lain, determinisme berpendapat bahwa setiap peristiwa memiliki sebab yang mendahuluinya, dan bahwa sebab-sebab itu sendiri ditentukan oleh sebab-sebab sebelumnya, menciptakan rantai kausalitas yang membentang kembali ke permulaan waktu. Gagasan ini telah diperdebatkan selama berabad-abad dan berimplikasi pada berbagai bidang mulai dari psikologi hingga fisika.
Ketika kita mengatakan bahwa alam semesta adalah “sistem kerja jam”, kita merujuk pada gagasan bahwa alam semesta beroperasi menurut seperangkat aturan atau hukum alam yang telah ditentukan sebelumnya, seperti roda gigi jam. Dengan kata lain, segala sesuatu yang terjadi di alam semesta merupakan hasil dari hubungan sebab akibat yang dapat dijelaskan dengan prinsip ilmiah. Ide ini terkait erat dengan determinisme, karena menunjukkan bahwa alam semesta bersifat deterministik - yaitu, setiap peristiwa yang terjadi adalah hasil dari penyebab sebelumnya, dan penyebab tersebut dapat dipahami melalui studi ilmiah. Einstein adalah pendukung pandangan alam semesta ini. Dia percaya bahwa hukum fisika tidak dapat diubah dan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta adalah hasil dari interaksi hukum tersebut dengan materi dan energi.
Penting untuk dicatat bahwa kepercayaan Einstein pada determinisme tidaklah mutlak. Dia percaya bahwa ada sejumlah keacakan di alam semesta, dan bahwa kita tidak akan pernah bisa memprediksi masa depan sepenuhnya. Namun, dia juga percaya bahwa hukum fisika pada akhirnya menentukan segala sesuatu yang terjadi, meskipun kita tidak dapat melihat caranya.
Kutipan “Segala sesuatu ditentukan oleh kekuatan di luar kendali kita” adalah pengingat yang kuat akan batas pengetahuan dan keinginan bebas manusia. Ini bisa menjadi pemikiran yang menakutkan untuk percaya bahwa hidup kita bukan milik kita sendiri, tetapi juga bisa menjadi sumber kenyamanan untuk mengetahui bahwa kita tidak sendirian di alam semesta. Lagipula, kita semua menari dengan irama yang sama.